na INLIS000000000017453 20221010020631 0010-0521000140 ta 221010 0 9796556014 899.2213 899.2213 MAR b Maria A. Sardjono Bintang Dini Hari / Maria A. Sardjono Cet. 2. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2000 184 hlm. ; 18 cm FIKSI INDONESIA PerpusdaKediriKota Di malam pengantin mereka. Siska dan Totok mengikrarkan perjanjian memulai kehidupan perkawinan mereka. Pertama, menjunjung kejujuran betapapun pahitnya itu. Kedua, menghargai perasaan masing-masing. Ketiga, tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing kalau tidak diminta. Dan keempat, kalau salah seorang di antara mereka ingin menggapai kebahagiaannya sendiri, yang lain tidak boleh menghalangi. Aneh memang. Tetapi itulah cara mereka menjalin persahabatan, keakraban, dan saling pengertian, mengingat perkawinan mereka tidak dilandasi cinta. Mereka menikah karena sama-sama patah hati. Lima tahun kehidupan mereka berjalan mulus. Tetapi menginjak tahun keenam, tiba-tiba Astari, bekas kekasih Totok, muncul kembali kedalam kehidupan lelaki itu. Cinta lama pun berkobar kembali. Sesuai perjanjian, Siska membiarkan Astari memonopoli perhatian, waktu, dan hati Totok. Maka ketika ia akan dipindahkan ke Bandung oleh kantornya, langsung saja ia mengiyakan. Ia ingin memberi kesempatan kepada Totok dan Astari utnuk menentukan langkah dan mengakhiri situasi tak menentu dalam rumah tangganya. Sebab sampai sejauh itu, Totok tak pernah membicarakan perceraian mereka. Bahkan di suatu pagi sesudah menginap di rumah Astari, lelaki itu menginginkan kemesraan dari Siska. "Semalam, tidakkah kau mendapatkannya dari Mbak Astari, mas?" tanya Siska. "Kaulah yang istriku. Bukan dia. Dan aku tak pernah punya niat melakukan keintiman dengan perempuan yang bukan istriku." Tetapi, itu hanyalah karena kewajiban, tugas, hak, dan ketaatan pada hati nurani. Bukan karena cinta. 043998/PU-KDR/HD/2021